Di laut, salah satu spesies Satwa Yang Terancam mengalami penurunan populasi yang signifikan adalah harimau laut (Phoca vitulina). Harimau laut telah menjadi korban perburuan komersial selama berabad-abad, di kejar karena minyak bulunya yang berharga dan dagingnya yang dapat di makan. Meskipun perdagangan minyak bulu harimau laut telah di larang, populasi mereka masih terus menurun akibat perburuan yang ilegal, kerusakan habitat dan polusi laut. Perubahan iklim juga memainkan peran penting dalam menurunkan populasi harimau laut, dengan meningkatnya suhu air laut yang menyebabkan penurunan jumlah mangsa yang tersedia.
Selain dua contoh di atas, banyak Satwa Yang Terancam serius terhadap kelangsungan hidup mereka. Salah satunya adalah gajah Afrika (Loxodonta africana), yang menjadi sasaran perburuan untuk gadingnya yang berharga. Meskipun perdagangan gading gajah internasional di larang, perburuan ilegal masih berlangsung di berbagai bagian Afrika, membunuh ribuan gajah setiap tahunnya. Selain itu, hilangnya habitat akibat perambahan hutan dan konflik manusia-gajah juga menyebabkan penurunan populasi gajah di alam liar.
Faktor Manusia Yang Mempengaruhi
Faktor Manusia Yang Mempengaruhi seperti perburuan ilegal, perusakan habitat, perubahan iklim, polusi, dan perdagangan ilegal merupakan faktor utama yang berkontribusi pada risiko kepunahan spesies-spesies tertentu di seluruh dunia. Perburuan ilegal telah menjadi ancaman serius bagi banyak spesies, di mana satwa-satwa ini di buru untuk kepentingan perdagangan barang-barang yang di anggap berharga, seperti gading gajah atau tanduk badak.
Para pemburu ilegal ini mengabaikan batasan hukum dan beroperasi di luar kontrol pemerintah, menyebabkan penurunan dramatis dalam populasi hewan-hewan yang menjadi target mereka. Misalnya, badak hitam Afrika telah menderita akibat perburuan ilegal yang intensif, dengan ribuan individu yang terbunuh setiap tahunnya untuk memenuhi permintaan pasar gelap.
Selain itu, perusakan habitat oleh manusia juga memiliki dampak yang sangat serius terhadap kelangsungan hidup spesies-spesies tertentu. Penggundulan hutan untuk pertanian, pemukiman, dan industri mengurangi area habitat yang tersedia bagi berbagai satwa liar. Hal ini mengakibatkan terisolasi atau fragmentasinya populasi, yang memperkecil peluang mereka untuk berkembang biak dan bertahan hidup. Sebagai contoh, gajah Afrika kehilangan habitatnya karena perambahan hutan untuk pengembangan pertanian dan pemukiman manusia, sehingga memaksa mereka untuk berbaur dengan manusia dan meningkatkan risiko konflik.
Perubahan iklim juga menjadi ancaman yang berkembang bagi keanekaragaman hayati. Perubahan suhu global dan pola cuaca yang tidak stabil mempengaruhi ekosistem di seluruh dunia, termasuk habitat laut dan darat. Misalnya, pemanasan global menyebabkan pencairan es di Arktik, mengancam habitat paus dan berbagai spesies yang bergantung pada es laut untuk kelangsungan hidup mereka. Di darat, perubahan iklim dapat menyebabkan kenaikan suhu yang ekstrim, kekeringan, dan banjir, yang semuanya dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan mengurangi ketersediaan sumber daya bagi spesies tertentu.
Keberagaman Satwa Yang Terancam