Gelombang Protes Di Senayan : Demonstrasi Berujung Bentrok!
Gelombang Demonstrasi Parlemen Di Senayan, Ribuan Mahasiswa, Buruh, Hingga Pengemudi Ojek Online Memadati Kawasan Gedung DPR Pada 28–29 Agustus 2025. Aksi yang semula berjalan damai itu berujung ricuh setelah aparat keamanan berusaha membubarkan massa dengan gas air mata dan water cannon. Demonstrasi ini di picu sejumlah isu krusial: mulai dari kritik terhadap besarnya tunjangan anggota DPR, kebijakan yang dinilai tidak pro-rakyat, hingga tragedi meninggalnya seorang pengemudi ojek online yang terlindas kendaraan taktis Brimob saat aksi sehari sebelumnya. Tragedi tersebut menambah amarah publik dan menjadi simbol tuntutan keadilan dalam aksi lanjutan.
Suasana memanas ketika kelompok mahasiswa yang memimpin barisan depan mencoba mendekat ke gerbang utama DPR. Bentrokan tidak terhindarkan. Puluhan orang di laporkan terluka, termasuk beberapa jurnalis yang tengah meliput jalannya aksi. Amnesty International Indonesia menyoroti tindakan aparat yang di anggap berlebihan, mulai dari pemukulan hingga penangkapan terhadap peserta aksi Gelombang.
Meski demikian, demonstrasi ini juga mencerminkan kekecewaan mendalam masyarakat terhadap lembaga legislatif. Berbagai poster dan spanduk bertuliskan kritik keras terhadap DPR terlihat di bentangkan di sepanjang jalan Gatot Subroto. “Rakyat Butuh Keadilan, Bukan Janji Kosong” menjadi salah satu slogan yang paling sering di teriakkan. Menariknya, aksi ini bertepatan dengan peringatan ulang tahun DPR ke-80. Alih-alih menjadi momentum refleksi, perayaan justru berubah menjadi sorotan publik terhadap lemahnya kepercayaan masyarakat kepada wakil rakyat. Pemerintah dan DPR hingga kini belum memberikan respons resmi terkait tuntutan massa. Namun, sejumlah pihak menegaskan pentingnya transparansi dalam mengusut tragedi ojol tewas serta membuka ruang dialog yang sehat dengan masyarakat. Mantan Kepala BIN, A.M Gelombang.
Banyak Warganet Menyuarakan Solidaritas Terhadap Mahasiswa Dan Buruh
Gelombang protes di depan Gedung DPR yang berujung bentrokan menuai reaksi luas di jagat maya. Tagar seperti #ReformasiDikorupsiJilid2, #KeadilanUntukOjol, hingga #DPR80Tahun menjadi trending di berbagai platform media sosial sejak Kamis (28/8) malam. Ribuan komentar warganet menumpahkan pandangan mereka, sebagian besar bernada dukungan terhadap aksi massa, namun tak sedikit pula yang melontarkan kritik keras kepada aparat keamanan. Di lini Twitter (X), Banyak Warganet Menyuarakan Solidaritas Terhadap Mahasiswa Dan Buruh yang turun ke jalan. “Mahasiswa adalah suara terakhir rakyat. Jangan pernah bungkam mereka dengan gas air mata,” tulis salah satu pengguna yang mendapat ribuan tanda suka. Unggahan serupa juga ramai di bagikan di Instagram dan TikTok, menampilkan video detik-detik bentrokan dengan narasi yang mengecam tindakan represif aparat.
Isu meninggalnya seorang pengemudi ojek online dalam demonstrasi menjadi pusat perhatian. Warganet menyebut insiden itu sebagai bukti nyata bahwa penanganan aksi masih jauh dari prinsip kemanusiaan. “Korban ojol adalah rakyat kecil yang mencari nafkah. Mengapa harus jadi tumbal politik?” tulis seorang pengguna Facebook, di sertai unggahan foto korban yang viral.
Namun, di tengah gelombang dukungan, ada pula warganet yang menyoroti potensi provokasi dan penyusupan dalam aksi massa. Sebagian mengingatkan agar demonstrasi tidak di tunggangi kepentingan tertentu yang justru merugikan mahasiswa maupun rakyat itu sendiri. “Kritik itu penting, tapi jangan sampai kita di peralat pihak asing atau elite politik,” komentar seorang pengguna, merespons pernyataan mantan Kepala BIN, A.M. Hendropriyono. Selain itu, peringatan ulang tahun DPR ke-80 yang berbarengan dengan aksi demo juga ramai diperbincangkan. Banyak warganet menilai momen itu sebagai ironi politik. “DPR merayakan hari jadi, rakyat merayakan kekecewaan,” sindir sebuah unggahan yang menjadi viral di TikTok.
Gelombang Protes Di Senayan Menjadi Pengingat Keras Bagi DPR
Gelombang Protes Di Senayan Menjadi Pengingat Keras Bagi DPR, bahwa kepercayaan publik tidak bisa di bangun dengan seremoni perayaan usia lembaga, melainkan dengan konsistensi kerja nyata dan keberpihakan pada rakyat. Ketua DPR, dalam keterangan pers, menyampaikan duka cita mendalam atas insiden meninggalnya seorang pengemudi ojek online yang terlindas kendaraan taktis Brimob. Menurutnya, peristiwa tersebut harus di usut secara transparan oleh aparat penegak hukum. “Kami memahami kemarahan publik. DPR mendukung investigasi terbuka agar korban dan keluarganya mendapat keadilan,” ujarnya.
Terkait kritik soal besarnya tunjangan dan fasilitas anggota dewan yang menjadi salah satu pemicu aksi, sejumlah anggota DPR menyatakan siap membuka ruang dialog. Mereka menegaskan bahwa anggaran DPR telah di susun berdasarkan mekanisme resmi, namun tidak menutup kemungkinan untuk di lakukan evaluasi. “Kami akan membahas secara internal bersama Badan Anggaran terkait efisiensi dan transparansi. Meski demikian, DPR juga menekankan pentingnya menjaga ketertiban dalam menyampaikan aspirasi. Beberapa anggota dewan menyayangkan adanya bentrokan, yang menurut mereka sebagian dipicu oleh provokasi oknum. “Aksi demonstrasi adalah hak warga negara, tapi jangan sampai ada yang menunggangi demi kepentingan politik tertentu,” kata seorang anggota komisi hukum.
DPR berjanji akan mengundang perwakilan mahasiswa, buruh, dan elemen masyarakat lainnya untuk duduk bersama dalam forum resmi. Langkah ini disebut sebagai bentuk komitmen membuka komunikasi langsung agar aspirasi rakyat dapat tersampaikan secara konstruktif, bukan hanya lewat jalanan. Meski berbagai pernyataan resmi telah di sampaikan, publik menilai DPR masih memiliki pekerjaan rumah besar untuk mengembalikan kepercayaan. Kekecewaan masyarakat yang memuncak dalam demonstrasi ini bukan hanya soal tunjangan, melainkan soal representasi dan kinerja legislatif yang di anggap jauh dari harapan rakyat.
Kepolisian Republik Indonesia Menyampaikan Belasungkawa Dan Duka Cita Mendalam Atas Korban Jiwa
Kritik publik bermunculan setelah beredar luas rekaman penggunaan gas air mata, pemukulan terhadap peserta aksi, hingga tragedi meninggalnya seorang pengemudi ojek online yang terlindas kendaraan taktis Brimob. Menanggapi hal tersebut, Kepolisian Republik Indonesia Menyampaikan Belasungkawa Dan Duka Cita Mendalam Atas Korban Jiwa. Kapolri dalam keterangan pers menegaskan bahwa peristiwa itu akan di investigasi secara transparan. “Kami sudah membentuk tim khusus untuk menyelidiki kejadian ini. Jika ada anggota yang terbukti melanggar prosedur, kami pastikan akan ada sanksi tegas,” ujarnya.
Meski begitu, pihak kepolisian membantah tudingan penggunaan kekuatan berlebihan. Menurut mereka, tindakan aparat di lapangan di lakukan sesuai prosedur untuk mengantisipasi massa yang di anggap mulai anarkis. “Aparat bertugas menjaga ketertiban. Saat massa mencoba merangsek ke dalam area DPR dan terjadi pelemparan, langkah pengendalian terpaksa di ambil,” jelas Kadiv Humas Polri.
Polisi juga menekankan bahwa demonstrasi merupakan hak warga negara yang di jamin konstitusi. Namun, mereka mengingatkan agar aksi di lakukan sesuai aturan dan tidak merugikan kepentingan publik lain. “Kami tidak anti kritik, tapi ada batasan agar kebebasan tidak melanggar hukum. Menyampaikan pendapat boleh, tapi jangan di sertai perusakan fasilitas dan bentrokan,” imbuh seorang pejabat Polda Metro Jaya. Terkait insiden pengemudi ojek online yang tewas, kepolisian menyatakan tengah memeriksa pengemudi kendaraan taktis dan seluruh prosedur pengamanan saat itu. Sejumlah saksi dari kalangan aparat maupun masyarakat sudah di panggil. “Kami pastikan kasus ini di tangani secara serius. Keluarga korban berhak mendapatkan keadilan,” tegas Kapolri Gelombang.