Thailand Berduka: Kepergian Ibu Suri Ratu Sirikit Karena Sakit
Thailand Tengah Merasakan Duka Mendalam Atas Wafatnya Ratu Sirikit, Ibu Suri Kerajaan Thailand, Pada Usia 93 Tahun. Kabar kematian beliau di umumkan oleh Biro Rumah Tangga Kerajaan pada Sabtu, 25 Oktober 2025. Ratu Sirikit menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Memorial Raja Chulalongkorn, Bangkok, setelah kondisinya memburuk akibat infeksi darah yang mulai muncul sejak 17 Oktober.
Ratu Sirikit lahir pada 12 Agustus 1932 dan menikah dengan Raja Bhumibol Adulyadej (Rama IX) pada 1950. Sepanjang hidupnya, beliau di kenal sebagai sosok yang aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan. Melalui berbagai yayasan, termasuk Yayasan SUPPORT, Ratu Sirikit berperan penting dalam memajukan kerajinan tradisional Thailand, mendukung pendidikan, serta pelestarian lingkungan. Dedikasinya terhadap kesejahteraan rakyat menjadikan beliau figur yang sangat di hormati di seluruh negeri.
Meski kesehatannya menurun sejak beberapa tahun terakhir, terutama setelah menderita stroke pada 2012, Ratu Sirikit tetap menjadi simbol stabilitas dan kasih sayang bagi rakyat Thailand. Kehadirannya dalam berbagai acara kenegaraan dan sosial selalu mencerminkan komitmen tinggi terhadap pembangunan budaya dan sosial negara Thailand.
Sebagai bentuk penghormatan, Raja Maha Vajiralongkorn (Rama X) menetapkan masa berkabung nasional selama satu tahun. Selama periode ini, seluruh kegiatan resmi dan hiburan di Thailand di sesuaikan dengan tradisi berkabung kerajaan. Persiapan pemakaman dengan penghormatan tertinggi juga tengah di lakukan, sesuai protokol kerajaan yang telah diwariskan selama berabad-abad.
Kepergian Ratu Sirikit bukan hanya kehilangan bagi keluarga kerajaan, tetapi juga bagi seluruh bangsa Thailand. Sosoknya di anggap sebagai lambang kasih sayang, dedikasi, dan keteguhan hati. Warisan sosial dan budaya yang beliau tinggalkan di pastikan akan terus di kenang dan menjadi inspirasi bagi generasi masa depan Thailand.
Media Sosial Dipenuhi Ungkapan Duka
Berita tentang wafatnya Ratu Sirikit, Ibu Suri Thailand, pada usia 93 tahun, memicu gelombang reaksi dari warganet baik di Thailand maupun di seluruh dunia. Media Sosial Dipenuhi Ungkapan Duka, penghormatan, dan kenangan atas sosok yang telah lama menjadi ikon kerajaan dan masyarakat Thailand.
Di platform seperti Twitter, Facebook, dan Instagram, banyak warganet Thailand membagikan foto-foto Ratu Sirikit dari berbagai era, mulai dari penampilan resmi dalam acara kerajaan hingga momen-momen beliau berinteraksi langsung dengan rakyat. Tagar seperti #RatuSirikit, #ThailandBerkabung, dan #QueenMotherSirikit menjadi trending, menunjukkan betapa besar perhatian publik terhadap sosok Ibu Suri. Banyak pengguna menulis pesan pribadi yang mencerminkan rasa kehilangan mereka, mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih atas pengabdian Ratu Sirikit kepada negara.
Selain itu, warganet juga mengenang kontribusi sosial Ratu Sirikit, terutama dalam pelestarian budaya dan kerajinan tradisional Thailand. Beberapa komentar menyoroti inisiatif beliau mendukung komunitas pedesaan dan pemberdayaan perempuan melalui proyek kerajinan tangan, yang menurut banyak orang telah membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Banyak yang menekankan bahwa warisan ini akan terus hidup sebagai inspirasi bagi generasi mendatang.
Tak hanya pujian, sebagian warganet juga mengungkapkan kesedihan atas penurunan kesehatan Ratu Sirikit di beberapa tahun terakhir. Mereka berbagi cerita tentang bagaimana sosoknya tetap tampil elegan dan tegar meski menghadapi keterbatasan kesehatan. Cerita-cerita ini memunculkan rasa empati yang mendalam dan memperkuat citra Ratu Sirikit sebagai figur yang bijaksana dan rendah hati. Selain warganet Thailand, komunitas internasional juga turut mengucapkan duka cita. Banyak komentar dari masyarakat luar negeri yang menekankan peran Ratu Sirikit sebagai simbol diplomasi dan budaya Thailand di mata dunia.
Salah Satu Kontribusi Terbesar Ratu Sirikit Adalah Dalam Bidang Pelestarian Budaya Dan Kerajinan Tradisional Thailand
Ratu Sirikit, Ibu Suri Thailand, di kenal bukan hanya sebagai sosok simbolik dalam monarki, tetapi juga sebagai figur yang aktif dalam berbagai bidang sosial, budaya, dan kemanusiaan. Sepanjang hidupnya, beliau memberikan kontribusi signifikan yang meninggalkan jejak mendalam bagi masyarakat Thailand.
Salah Satu Kontribusi Terbesar Ratu Sirikit Adalah Dalam Bidang Pelestarian Budaya Dan Kerajinan Tradisional Thailand. Beliau mendirikan Yayasan SUPPORT (Support Foundation for Handicraft Promotion), yang fokus pada pemberdayaan komunitas pedesaan, terutama perempuan, melalui pelatihan kerajinan tangan seperti tenun, bordir, dan anyaman. Inisiatif ini bukan hanya menjaga tradisi lokal agar tidak punah, tetapi juga membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat pedesaan. Banyak warganet dan pengamat menilai program ini sebagai salah satu warisan sosial terbesar dari Ratu Sirikit, karena menggabungkan pelestarian budaya dengan pemberdayaan ekonomi.
Selain itu, Ratu Sirikit juga berperan aktif dalam kegiatan sosial dan kesehatan masyarakat. Beliau terlibat dalam berbagai proyek pembangunan rumah sakit, klinik, dan program kesehatan untuk masyarakat miskin di daerah terpencil. Ratu Sirikit secara rutin mengunjungi komunitas pedesaan untuk memantau kondisi kesehatan dan pendidikan warga, memberikan dukungan langsung, serta memastikan bantuan pemerintah dan yayasan berjalan efektif. Kontribusi ini membuat beliau di hormati sebagai sosok yang peduli terhadap rakyat dari berbagai lapisan sosial.
Dalam diplomasi budaya dan hubungan internasional, Ratu Sirikit juga meninggalkan jejak penting. Beliau kerap mewakili Thailand dalam kunjungan kenegaraan dan acara internasional, mempromosikan seni, budaya, dan tradisi Thailand ke dunia global. Keanggunan dan pengetahuan beliau tentang budaya lokal membuat Thailand d ikenal secara positif di mata internasional. Tak kalah penting, Ratu Sirikit juga menjadi simbol keteguhan dan inspirasi selama masa pemerintahan Raja Bhumibol Adulyadej.
Raja Maha Vajiralongkorn (Rama X), Anak Ratu Sirikit, Secara Pribadi Menyatakan Rasa Kehilangan
Kerajaan Thailand secara resmi menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Ibu Suri Ratu Sirikit pada usia 93 tahun. Pengumuman resmi di sampaikan oleh Biro Rumah Tangga Kerajaan pada Sabtu, 25 Oktober 2025, menjelaskan bahwa Ratu Sirikit meninggal dunia di Rumah Sakit Memorial Raja Chulalongkorn, Bangkok, akibat komplikasi infeksi darah yang mulai muncul sejak 17 Oktober.
Raja Maha Vajiralongkorn (Rama X), Anak Ratu Sirikit, Secara Pribadi Menyatakan Rasa Kehilangan yang mendalam melalui pernyataan resmi kerajaan. Dalam pernyataannya, Raja menyebut ibu beliau sebagai sosok yang penuh kasih sayang, bijaksana, dan telah memberikan dedikasi seumur hidup bagi kesejahteraan rakyat Thailand. Raja menekankan bahwa jasa Ratu Sirikit tidak hanya terlihat dalam kegiatan kerajaan, tetapi juga melalui berbagai proyek sosial, pendidikan, dan budaya yang membantu memperkuat fondasi masyarakat Thailand.
Sebagai bentuk penghormatan, Raja Maha Vajiralongkorn menetapkan masa berkabung nasional selama satu tahun. Selama periode ini, seluruh pejabat pemerintahan, lembaga publik, dan masyarakat di imbau untuk mengenakan pakaian serba hitam sebagai simbol duka. Kegiatan hiburan dan acara resmi tertentu di tunda atau di sesuaikan dengan protokol berkabung kerajaan. Selain itu, persiapan pemakaman dengan penghormatan tertinggi sedang di lakukan, sesuai tradisi kerajaan yang telah di wariskan turun-temurun.
Biro Rumah Tangga Kerajaan juga menekankan bahwa kepergian Ratu Sirikit merupakan kehilangan besar bagi seluruh bangsa Thailand. Sosok beliau selama ini di anggap sebagai simbol stabilitas, kasih sayang, dan integritas. Kontribusinya dalam melestarikan budaya, mendukung pendidikan. Dan memajukan kesejahteraan masyarakat di pandang sebagai fondasi penting bagi perkembangan sosial dan budaya negara Thailand.