Mary Mallon Yang Di Kenal sebagai Typhoid Mary Adalah Seorang Juru Masak Yang Menjadi Terkenal Karena Menjadi Pembawa Asimptomatik. Tanpa menimbulkan sebuah gejala dari penyakit tifus. Lahir di Irlandia pada tahun 1869 Mary pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1884. Dan mulai bekerja sebagai juru masak di rumah-rumah kaya di New York serta mengalami wabah tifus. Yaitu penyakit yang di sebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.
Setelah di temukannya fakta ini lalu Mary di tahan oleh otoritas kesehatan New York. Dan di tempatkan di karantina di Pulau North Brother selama tiga tahun. Meskipun di peringatkan untuk tidak bekerja lagi sebagai juru masak. Namun Mary di bebaskan pada tahun 1910 dengan syarat bahwa ia tidak akan memasak untuk orang lain. Akan tetapi ia melanggar janjinya dan kembali bekerja dengan menggunakan nama samaran. Pada tahun 1915 Mary menyebabkan wabah tifus lainnya di Rumah Sakit Wanita Sloane Maternity di Manhattan. Menginfeksi setidaknya 25 orang dan menyebabkan dua kematian. Dan akibat pelanggaran ini ia kembali di tangkap dan di karantina di Pulau North Brother selama sisa hidupnya. Di mana ia tinggal selama 23 tahun hingga meninggal pada tahun 1938.
Kisah Mary Mallon menjadi contoh penting dalam sejarah kesehatan masyarakat. Menyoroti tantangan dalam mengendalikan penyebaran penyakit menular oleh pembawa asimptomatik. Selain itu kasus ini juga memunculkan isu etika terkait hak individu versus kesehatan masyarakat. Mary Mallon sendiri sering di gambarkan dalam media sebagai penjahat. Meskipun ia mungkin tidak sepenuhnya memahami bagaimana ia menyebarkan penyakit tersebut. Penahanan seumur hidupnya tanpa proses pengadilan juga memicu perdebatan tentang keadilan dan perlakuan terhadap individu yang terinfeksi penyakit menular. Typhoid Mary tetap menjadi simbol dari bahaya tersembunyi penyakit menular dan pentingnya kebijakan kesehatan masyarakat yang seimbang.
Mary Mallon Yang Di Anggap Najis
Lahir pada tahun 1869 di Irlandia Mary berimigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1884. Dan bekerja di rumah-rumah kaya di New York sebagai juru masak. Antara tahun 1900 dan 1907 beberapa keluarga tempat Mary bekerja mengalami wabah tifus. Pada tahun 1907 penyelidikan oleh George Soper seorang inspektur kesehatan mengungkapkan bahwa Mary adalah sumber wabah tersebut. Soper menemukan bahwa Mary membawa bakteri Salmonella typhi di tubuhnya tanpa menunjukkan gejala. Dan menyebarkannya melalui makanan yang ia persiapkan menyebabkan infeksi tifus pada banyak orang.
Setelah penemuan ini otoritas kesehatan New York menahan Mary pada tahun 1907 dan mengisolasinya di Pulau North Brother. Meskipun Mary bersikeras bahwa ia tidak sakit dan menolak fakta bahwa ia adalah sumber infeksi. Tes laboratorium membuktikan bahwa ia membawa bakteri tifus di tubuhnya. Mary di bebaskan dari karantina pada tahun 1910 dengan syarat bahwa ia tidak akan bekerja lagi sebagai juru masak. Namun karena kesulitan ekonomi dan mungkin juga kurangnya pemahaman tentang bahayanya Mary kembali bekerja sebagai juru masak dengan nama samaran.
Akibat pelanggaran ini Mary di tangkap kembali dan di karantina seumur hidup di Pulau North Brother. Di sana ia tinggal selama 23 tahun hingga meninggal pada tahun 1938. Kisah Mary Mallon menyoroti bahaya yang di timbulkan oleh pembawa asimptomatik dan tantangan dalam mengendalikan penyebaran penyakit menular. Julukan Typhoid mencerminkan stigma yang dia hadapi Mary Mallon Di Anggap Najis atau berbahaya oleh masyarakat. Meskipun ia mungkin tidak sepenuhnya memahami bagaimana ia menularkan penyakit tersebut. Kasusnya juga mengangkat isu etika tentang hak individu versus kesehatan masyarakat. Serta perdebatan tentang keadilan dalam penahanan seumur hidup tanpa proses pengadilan.