Bantu Sesama
Bantu Sesama Dengan Rp1.000 Per Hari: Inisiatif KDM Di Jabar

Bantu Sesama Dengan Rp1.000 Per Hari: Inisiatif KDM Di Jabar

Bantu Sesama Dengan Rp1.000 Per Hari: Inisiatif KDM Di Jabar

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Bantu Sesama
Bantu Sesama Dengan Rp1.000 Per Hari: Inisiatif KDM Di Jabar

Bantu Sesama Merupakan Program Inisiatif Dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi Terbaru Dengan Metode Rp1.000 Per Hari, Ini Respon Masyarkat. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kembali mencuri perhatian publik dengan meluncurkan program sosial terbaru bernama Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu atau di kenal juga sebagai Poe Ibu. Program ini mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN), pelajar, hingga masyarakat umum untuk menyisihkan Rp1.000 per hari sebagai bentuk solidaritas sosial. Meski nominalnya tergolong kecil, program ini di harapkan mampu menghadirkan dampak besar bagi warga yang membutuhkan.

Menurut Dedi Mulyadi, tujuan utama gerakan ini adalah menumbuhkan rasa kepedulian dan kesetiakawanan antarwarga, sekaligus membantu pemenuhan kebutuhan dasar di sektor pendidikan dan kesehatan. “Nilai Rp1.000 sehari mungkin tampak sederhana, tetapi jika di lakukan secara konsisten oleh ribuan hingga jutaan warga, maka akan menjadi kekuatan yang signifikan,” ujar Dedi dalam konferensi pers beberapa waktu lalu. Program ini pun mengacu pada filosofi lokal Sunda: silih asah, silih asih, dan silih asuh mengajarkan saling mengingatkan, saling menyayangi, dan saling menjaga Bantu Sesama.

Mekanisme donasi di lakukan melalui rekening khusus di Bank BJB, dengan format penamaan rekening “Rereongan Poe Ibu – nama instansi/sekolah/unsur masyarakat”. Selain itu, seluruh pengelolaan dana akan di laporkan secara transparan melalui aplikasi Sapawarga dan portal resmi Pemda Jawa Barat. Dengan sistem ini, pemerintah berusaha memastikan bahwa setiap rupiah yang di sumbangkan dapat di gunakan tepat sasaran dan di pantau publik secara terbuka. Meski niatnya mulia, kebijakan ini tidak luput dari kritik. Beberapa anggota DPR, termasuk Muhammad Khozin dari Komisi II, menekankan bahwa penggalangan dana seharusnya di lakukan secara sukarela dan tidak melalui edaran resmi pemerintah. Ia khawatir, jika diwajibkan atau terlalu di paksakan Bantu Sesama.

Beberapa Netizen Menyoroti Sisi Ekonomi Dari Kebijakan Ini

Program donasi Rp1.000 per hari yang digagas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melalui gerakan Rereongan Sapoe Sarebu atau Poe Ibu, memicu perbincangan hangat di jagat maya. Mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN), pelajar, hingga masyarakat umum untuk menyisihkan nominal kecil setiap hari, gerakan ini di tujukan untuk menumbuhkan solidaritas sosial dan membantu warga yang membutuhkan, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan. Namun, niat baik ini ternyata menimbulkan beragam tanggapan dari warganet.

Beberapa Netizen Menyoroti Sisi Ekonomi Dari Kebijakan Ini. Bagi sebagian keluarga, nominal Rp1.000 per hari bukan lagi sekadar angka kecil, melainkan beban tambahan yang signifikan. Engkus, seorang warga Tasikmalaya, menuturkan, “Seribu buat saya besar, apalagi anak saya ada tujuh, tiga masih sekolah. Buat jajan anak kan harus di bagi-bagi.” Ia menegaskan bahwa peran pemerintah seharusnya lebih besar dalam membantu warga yang membutuhkan, sehingga masyarakat tidak merasa terbebani dengan inisiatif ini.

Selain itu, transparansi pengelolaan dana menjadi sorotan utama warganet. Beberapa pengguna media sosial mempertanyakan siapa yang akan mengelola dana, bagaimana alokasinya, serta mekanisme pengawasan untuk mencegah penyalahgunaan. Seorang netizen menulis, “Duitnya buat apa, siapa yang kelola, siapa yang akan memakainya, duh ampun ah,” menegaskan bahwa niat baik akan sia-sia jika tidak di sertai pengelolaan yang akuntabel.

Di sisi lain, tidak sedikit warganet yang memuji inisiatif ini sebagai langkah kecil namun bermakna dalam menumbuhkan budaya gotong royong. Mereka menilai, aksi rutin meski nominalnya kecil dapat menumbuhkan kepedulian sosial sejak dini, sekaligus mempererat solidaritas antarwarga. Namun, mereka juga menekankan bahwa transparansi dan laporan penggunaan dana menjadi syarat mutlak agar gerakan ini berhasil dan di percaya masyarakat. Pandangan pemerintah pusat juga sempat di singgung.

Program Bantu Sesama Mengajak Seluruh Masyarakat Jabar Untuk Menyisihkan Rp1.000 Per Hari

Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan bahwa Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu, atau yang lebih di kenal dengan sebutan Poe Ibu, merupakan inisiatif sosial berbasis gotong royong yang bersifat sukarela. Program Bantu Sesama Mengajak Seluruh Masyarakat Jabar Untuk Menyisihkan Rp1.000 Per Hari sebagai kontribusi kecil yang dapat memberikan dampak signifikan bagi warga yang membutuhkan, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan.

Surat Edaran Nomor 149/PMD.03.04/KESRA tertanggal 1 Oktober 2025 menekankan bahwa gerakan ini bukan kewajiban atau pungutan wajib dari pemerintah, melainkan imbauan untuk menumbuhkan kesadaran sosial. “Surat edaran ini di buat untuk menghidupkan kembali semangat gotong royong yang mulai memudar di masyarakat Jawa Barat. Nilai silih asah, silih asih, dan silih asuh menjadi inti dari gerakan ini,” ujar Dedi Mulyadi dalam konferensi pers. Program ini juga di nilai sebagai bentuk revitalisasi tradisi lokal yang telah lama melekat, seperti jimpitan dan kegiatan sosial berbasis masyarakat.

Pemerintah Provinsi menjamin transparansi dalam pengelolaan dana donasi. Setiap sumbangan akan di kumpulkan melalui rekening khusus di Bank BJB dengan format “Rereongan Poe Ibu nama instansi/sekolah/unsur masyarakat”. Selain itu, penggunaan dana akan di laporkan secara terbuka melalui aplikasi Sapawarga. Portal resmi Pemda Jawa Barat, serta akun media sosial resmi masing-masing pengelola. Langkah ini di lakukan untuk memastikan bahwa setiap rupiah yang di sumbangkan di gunakan tepat sasaran. Sekaligus mencegah potensi penyalahgunaan dana. Beberapa kepala daerah juga memberikan respons positif terhadap gerakan ini. Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, mengajak ASN dan masyarakat untuk berpartisipasi. Dengan mekanisme pengumpulan yang transparan melalui kotak sumbangan dan pos pengaduan.

Dana Donasi Juga Di Arahkan Untuk Sektor Kesehatan Masyarakat

Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu atau Poe Ibu yang di gagas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bukan sekadar ajakan menabung bersama. Program yang mengimbau ASN, pelajar, dan masyarakat menyisihkan Rp1.000 per hari ini memiliki tujuan konkret. Membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang masih menghadapi keterbatasan, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan.

Menurut keterangan resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dana yang terkumpul dari sumbangan sukarela ini akan di alokasikan untuk beberapa program prioritas. Pertama, di sektor pendidikan, donasi di gunakan untuk membantu siswa kurang mampu yang membutuhkan biaya sekolah, perlengkapan belajar. Atau bantuan dana darurat untuk kebutuhan pendidikan sehari-hari. Dengan kontribusi kecil namun rutin dari banyak orang. Pemerintah berharap dapat meringankan beban keluarga yang anaknya ingin tetap bersekolah namun terkendala finansial.

Kedua, Dana Donasi Juga Di Arahkan Untuk Sektor Kesehatan Masyarakat. Ini mencakup bantuan untuk pengobatan warga miskin, pembelian obat-obatan esensial, serta dukungan terhadap fasilitas kesehatan lokal yang kekurangan dana operasional. Selain itu, sebagian dana dapat di gunakan untuk program kesehatan preventif, seperti kampanye vaksinasi, pemeriksaan kesehatan gratis. Atau bantuan darurat untuk pasien yang membutuhkan perawatan segera.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menekankan bahwa pengelolaan dana di lakukan secara transparan dan akuntabel. Setiap sumbangan di kumpulkan melalui rekening khusus Bank BJB dengan format “Rereongan Poe Ibu nama instansi/sekolah/unsur masyarakat.” Pelaporan penggunaan dana dapat di akses publik melalui aplikasi Sapawarga, portal resmi Pemda, serta akun media sosial resmi pengelola. Dengan mekanisme ini, pemerintah berusaha memastikan bahwa setiap rupiah di gunakan sesuai dengan tujuan awal. Sehingga masyarakat dapat memantau secara langsung manfaat dari donasi mereka Bantu Sesama.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait